Syarat Kayu Untuk Bangunan
Syarat Kayu Untuk Bangunan – Kayu merupakan produk alami dari hutan yang diambil dari penebangan pohon – pohon yang sudah siap dipanen. Kayu juga banyak digunakan dalam untuk keperluan kita sehari – hari dan umumnya adalah untuk digunakan dalam konstruksi.
Sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian dalam merupakan kayu yang lebih dulu terbentuk dari kayu bagian luar karenanya kayu bagian dalam mengalami susut lebih kecil dari kayu luar. Bila tukang kayu tidak memperhatikan faktor Syarat Kayu Untuk Bangunan tersebut maka hasil gergajian kayu akan memiliki bentuk dan ukuran yang tidak sesuai.
Pengeringan Kayu
Kayu yang baru ditebang akan memiliki kadar air yang tinggi dan seiring berjalannya waktu kandungan air tersebut berangsur berkurang karena menguap. Mulanya air bebas atau air di luar serat (free water) akan menguap dan penguapan ini masih menyisakan 25% – 35% kandungan air. Selanjutnya penguapan air dalam serat (bound water) sehingga kayu dapat dikeringkan melalui udara alam bebas selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur pengering (kiln).
Kayu dapat dikeringkan ke kadar air sesuai permintaan, untuk kuda – kuda biasanya harus kurang dari atau sama dengan 19%. Terkadang kadar air kayu yang diminta dapat mencapai 15% (MC 15), nilai kadar air ini dapat diukur dengan akurat menggunakan wood moisture meter. Akan tetapi kayu bersifat higroskopis sehingga pengaruh kelembaban udara sekitar kayu akan mempengaruhi kadar air kayu, hal ini akan berpengaruh pada sifat kembang susut kayu dan kekuatannya.
Pengawetan Kayu
Proses ideal pengolahan produk kayu selanjutnya adalah pengawetan yang dapat dilakukan dengan cara merendam atau mencuci, hal ini bermaksud untuk membersihkan zat makanan dalam kayu agar tidak diserang hama. Pengawetan lainnya dapat dilakukan dengan pemberian bahan kimia melalui perendaman dan cara coating atau pengecatan.
Cacat Kayu
Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidakteraturan struktur serat yang disebabkan karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidakteraturan atau cacat yang umum adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang utama kayu. Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena cabang tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu dalam menerima beban konstruksi.
Cacat akibat proses produksi umumnya disebabkan oleh kesalahan penggergajian dan proses pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak, crooking, bowing, twisting (baling), cupping dan wane (tepian batang bulat) karena penggergajian yang terlalu dekat dengan lingkaran luar kayu.