BlogPengetahuan UmumTeknology

Cahaya Dalam Ruangan

Cahaya Dalam Ruangan – Dalam dunia arsitektur, cahaya sendiri merupakan dimensi keempatnya karena dengan cahaya maka kita dapat melihat benda di sekitar kita. Dengan cahaya maka suatu benda dapat terlihat sempurna maupun sebaliknya, karenanya Anda harus dapat mengetahui sifat – sifat cahaya ketika Anda akan menggunakannya.

Cahaya Dalam Ruangan
Cahaya Dalam Ruangan

Karena cahaya penting untuk melihat benda di sekitar kita maka kebutuhan pencahayaan yang baik akan sangat diperlukan. Pencahayaan yang baik juga akan berpengaruh terhadap perasaan seseorang sehingga juga akan berpengaruh terhadap gaya hidupnya.

Saat kita akan bermain dengan cahaya maka kita harus tahu tentang kekuatan cahaya, iluminasi dan warna cahaya karena ketiga hal tersebut sangat berperan dalam menentukan hasil dari sebuah produk arsitektural. Suatu objek yang berwarna akan menampakkan warna aslinya sesuai dengan warna cahaya yang ada, sebagai contohnya adalah cahaya matahari akan menampilkan warna asli sebuah benda dengan maksimal.

Cahaya Dalam Ruangan

Pertama adalah kekuatan cahaya yang dapat dinyatakan dalam lumen (lm), setiap lampu menghasilkan lumen yang berbeda. Hal ini disebabkan karena energi / watt (W) yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu, contohnya adalah kekuatan cahaya sebuah lampu pijar 100 W adalah sekitar 1.380 lm. Berbeda dengan lampu 20 W lampu flourescent (lampu neon) akan menghasilkan 1.200 lm.

Saat ini 12 W lampu LED dapat menghasilkan 800 lm dan kekuatan cahaya sebuah lampu akan mempengaruhi iluminasi yang dihasilkan. Hal ini tentu akan menentukan banyaknya lampu yang harus dibutuhkan pada sebuah ruangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi juga berapa energi yang dibutuhkan.

Kekuatan cahaya dapat diukur menggunakan alat yaitu lux meter, kekuatan cahaya sendiri akan mempengaruhi iluminasi yang dihasilkan di sebuah ruang. Satuan iluminasi sendiri adalah lux (lx), sengatan matahari sekitar jam 12 akan menghasilkan iluminasi sekitar 100.000 lx. Berbeda dengan saat di bawah pohon rindang pada siang hari sekitar 10.000 lx dan akan sangat berbeda dengan iluminasi pada cahaya sinar bulan yang hanya sekitar 0,2 lx.

Kebutuhan iluminasi pada setiap ruangan juga berbeda – beda tergantung dari fungsi ruangan tersebut, sebagai contohnya Iluminasi ruang kerja adalah sekitar 500 lx tentunya berbeda dengan iluminasi sebuah koridor yang sekitar 100 lx. Kebutuhan iluminasi yang cukup tinggi justru berada di ruang operasi yaitu sekitar 2000 lx.

Kemudian warna dari suatu cahaya juga akan berpengaruh terhadap warna benda di sekitarnya, permainan warna cahaya juga akan dapat mengelabuhi penglihatan seseorang. Warna cahaya yang dimaksud adalah gradasi warna putih hingga kekuningan, sebagai contoh adalah lampu jalan (kekuningan) dengan lampu dalam rumah.

Warna cahaya ditentukan dengan ‘suhu Kelvin’. Suhu yang dimaksud bukan berarti mewakili suhu lampu yang sesungguhnya. Tiga warna cahaya yang utama adalah warm white – ww (<3300K), neutral white – nw (3300 – 5300K) dan daylight white – dw (>5300K). Dalam kehidupan sehari-hari, warna cahaya lampu pijar adalah 2700K; sedangkan warna cahaya lampu flourescent berkisar 5500K. Penggunaan warna cahaya tertentu akan mempengaruhi ‘mood’ seseorang yang berada di ruangan tersebut.

Seorang Lighting  Designer atau Penata Cahaya,  bertugas untuk membantu pemilik pekerjaan dalam menyelesaikan masalah tata cahaya. Dari membuat konsep pencahayaan, menggambar detail peletakkan hingga pemilihan rumah lampu (luminaire) yang ada dalam beribu merk. Cahaya tidak lagi hanya untuk menghilangkan gelap maupun hanya untuk membaca, namun cahaya mampu memberikan rasa nyaman dan juga keselamatan bagi pemakai ruang. Cahaya adalah sebuah hal utama agar dapat melihat dan dilihat.

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button